sahabatku, bulir-bulir air yang khayal itu milikku janganlah kau sentuh
sahabatku, ribuan gunung yang diterpa mentari kuterjang dan aku sepi
sahabatku, janganlah kamu memamah pengorbanan apalagi menyiangi waktu untukku
sahabatku dan sahabat sahabatku, bulir-bulir air itu terjatuh dalam waktu dan bunyi abu memekik samar
sahabat sahabatku, berikan kembali abuku karna itu palsu yang asli sudah kusembunyikan di balik lantai petang
sahabat, aku menari dan salah lalu sendu
No comments:
Post a Comment