Kadang aku muak akan kata; walaupun mereka bersemi di ujung sana. Sayangnya sekarang bukan lagi musim semi hingga sisa-sisakataitu harus kusimpan di bawah jendela. sayangnya aku muak pada mereka semua hingga sebaiknya kubuang saja semuanya ke sana, agar bersatu dengan para biskuit manis. Mudah-mudahan tumbuh menjadi lebih baik, yang penting jauh-jauh saja dulu.
Kadang aku muak pada kata; aku menghargai kamu yang tumbuh di musim dingin namun bukan kamu yang bermunculan dengan tiba-tiba lalu menghancurkan seluruh kebunku yang kubangun begitu saja dari rata tanah. Kadang aku benci komentar yang membuat semuanya runtuh termasuk pohon kata dan bunga ide yang mungkin sebaiknya kau biarkan saja mengembang hingga kebun kata lainnya terbentuk. Bahkan sangking muaknya kubuang saja kata favoritku, mungkin aku muak padamukarena kamu muak pada pohon kataku.
Biarkan dia bersemi, konyol! itu milikku, dan komentar gratis memang menarik tentu saja semua orang mengetahuinya. tapi bukan untukku, terutama untuk kamu yang menyerempet pohon kataku pada petang kemarin.
Kadang aku muak pada kata; seperti yang kulakukan sekarang.
29 oct 08 -- 10.05 PM
salam untuk dunia dari balik bantal
No comments:
Post a Comment