Pages

Monday, February 16, 2009

rumah pasir

yang namanya laut itu. biru--sebiru-birunya
yang namanya langit itu. tinggi--setinggi-tingginya

untuk kamu, laut, kupersembahkan keberadaanku. eksistensiku yang tak pernah tak ada walau terus tergerus ombak dan sakit. Dan untuk kamu, langit, aku terus memandangmu dari sini. Tak sedekit pun aku meninggalkan kamu, semuanya. Aku berusaha melebur... ...


...


karena kukira laut adalah tempatku. Aku ada, mempunyai keberadaan. Ombak berusaha menjamahku, menggapaiku, ya kan? Mereka bukan hanya mencoba menyakitiku. Mungkin saja mereka ingin aku ikut dengan mereka. Tapi aku... ...


tak pernah bisa melebur.


...


maka, kali lainnya aku mencoba meninggi. Berusaha menjamah langitku yang senantiasa membentari keberadaanku. Ya kan? Tentu langit tersenyum. Tapi gagal. gagal. karena aku... ...



tak bisa beranjak sedikit pun.







Bukan laut, langit. Aku benda pelengkap yang membuat suatu keberadaan semakin menjadi berarti. Aku ada dan seperti ini karena begitulah adanya tanpa perlu sedikit pun meminta lebih. Harapan bukan kawan ataupun lawan. Harapan adalah sesuatu yang tak pernah terjangkau yang ada karena memang seperti itu adanya.


Batu karang akan selalu menjadi batu karang.

No comments: