Tidak ada yang menarik; tidak parasnya, tidak fisiknya, juga tidak sifatnya. Entah apa yang membuatnya tetap bertahan sendiri disitu. Tidak sedikit orang yang menuduh dia sakit jiwa terang-terangan ataupun di dalam hati dengan embel-embel "apa mungkin". Tubuhnya seperti bukan milik pribadinya, beberapa orang terntentu dapat memilikinya untuk beberapa saat.
Tidak, bukan karena uang atau iming-iming harta. Hanya karena begitulah dia.
Hidupnya tidak lurus, seperti hidup orang pada umumnya. Banyak gelembung khayalan bertebaran di sekelilingnya, kadang kenyataan dan imaji yang terangkum dari mulut itu tidak lagi dapat dipisahkan. Begitulah ia memperlakukan hidup, sampai kadang kamu bingung bagaimana menghadapi sosok gila yang ternyata menarik perhatianmu itu.
Menemukan seseorang yang setengah sadar seperti habis menghabiskan malam panjang di dalam musik dan minuman beralkohol di siang bolong akan membuatmu sedikitnya tersenyum, mendengarkan ceritanya dalam gelak tawa, berbasa-basi, lalu mungkin kamu akan pergi.
Setidaknya, kamu tadi tersenyum.
Begitulah dia. Tanpa paras cantik, menjajakan sedikit bagian tubuhnya. Membuatmu tersenyum di tengah siang yang terik di pertengahan minggu. Entah karena kamu mengerti pembicaraannya atau karena kamu mengkasihani tawanya yang kadang bercampur air mata.
Tapi aku, selamanya tidak akan bisa menari dengannya.
No comments:
Post a Comment