Pages

Friday, May 07, 2010

dia itu kaca

Kemarin dia bercerita tentang sekumpulan burung berwarna-warni yang melintas di depan jendela rumah kita. Katanya mereka bercahaya dan apabila dilihat dari jauh akan terlihat seperti pelangi bersayap yang perlahan terbang menjauh. Kutakan padanya bahwa pelangi tidak terbang, dan sekumpulan burung biasanya memiliki warna yang sama, kalau tidak mereka tidak akan berkumpul. Tapi dia tidak mau mendengarkan, dia terus bercerita sampai aku kesal dan meninggalkannya. Malamnya kuintip kamarnya, dan sepertinya dia masih meneruskan ceritanya.

Hari ini dia melakukannya lagi. Dia bercerita tentang sesuatu yang tidak bisa kuterima. Katanya dia melihat kupu-kupu, 2 pasang, terbang di dalam kamarnya tadi malam. Aku berkata bahwa kebun kita tidak lagi dipenuhi bunga, mana mungkin ada kupu-kupu yang mau datang apabila tak ada wewangian khas bunga yang mereka cari. Tapi dia tetap memaksa, lagi-lagi tidak mendengarkanku dia tetap berkata bahwa 2 pasang kupu-kupu itu ada. Saat kutanyakan dimana mereka sekarang katanya dia membiarkan mereka pergi karena mereka layak untuk tidak berada di dalam kamarnya. Aku hanya menggelengkan kepala, sekali lagi meninggalkannya. Aku melenggang santai ke kebun, hari ini cerah tapi entah kenapa aku dapat merasakan rintik-rintik air berjatuhan dari langit. Mereka.. aku menggosok mataku perlahan. Benarkah mereka berwarna-warni?

Karena matahari sungguh terik, aku merasa aku harus melakukan sesuatu. Tidak, rasanya dingin dan basah hanya saja si mentari itu bekerja terlalu berat rupanya hari ini. Maka aku memutuskan untuk menarikan tarian hujan, agar hujan datang dan matahari dapat beristirahat hari ini. Rasanya semakin dingin, tapi langit terlalu cerah untukku sampai seorang malaikat menggiringku masuk ke dalam kamarku. Kubilang padanya aku sedang menarikan tarian hujan, tapi dia mendelik dengan tatapan aneh. Katanya sekarang ini sedang hujan, aku mendelik balik. Dasar orang gila.

Di dalam kamarnya, temanku itu masih bercerita tentang sekumpulan burung yang ia lihat kemarin dan 2 pasang kupu-kupu yang mampir ke kamarnya semalam. Ia begitu bergembira, aku tidak suka melihatnya. Sebenarnya aku tahu dia tidak mengada-ada, aku sebal karena dia melihat mereka sementara aku sudah lama tidak melihatnya. Apalagi sejak rumah ini hanya tinggal satu tingkat, padahal dulu aku pernah hampir berhasil terbang bersama para burung itu kalau-kalau saja para malaikat itu tidak ada disana..

No comments: