Beberapa orang mungkin akan berkata saya adalah manusia yang sangat jauh dari mimpi, mungkin karena saya tidak punya kebutuhan khusus akan mimpi?
Definisi mimpi yang dibicarakan disini adalah sesuatu yang jauh dari jangkauan, sesuatu yang sakral yang (dalam jangka pendek) hanya dapat dicapai dengan angan serta imajinasi dan (dalam jangka panjang) dengan usaha dan ridho Allah.
Imajinasi yang sangat luas ini rupa-rupanya tidak mampu mencapai tahap selanjutnya, menjadi sebuah mimpi yang bulat, yang absolut. Mimpi yang menjadi keinginan, kadang menjadi tujuan hidup. Apakah ini sebuah anomali? Saya mengenal orang-orang dengan mimpi-mimpi, mereka menghabiskan hari-hari mengunyah semua mimpi mereka pelan-pelan. Ada yang menghabiskannya dalam usaha, ada yang menunggu semesta berkonspirasi dalam mewujudkan impian tadi, ada juga yang menggantungkan mimpi mereka dalam keduanya. Ada yang salah disini? Tidak.
Tidak ada salahnya bermimpi, manusia hidup dengan mimpi, angan, imajinasi karena mereka bagian dari sebuah pemikiran; salah satu alat eksistensi yang paling dasar dan sakral yang dimiliki oleh manusia. Berulang kali lah Allah mengajak manusia untuk kembali dan kembali berpikir. Inovasi lahir dari 3 sekawan tadi, semua buatan manusia yang bisa kita lihat lahir darinya.
Entah kenapa saya terasingkan dari suatu hal bernama mimpi ini, atau mungkin saya yang merasa asing. Mungkin mimpi ini sebenarnya selalu bersama saya. Tidak pernah ada fokus khusus untuknya, seringkali yang terjadi dalam hidup adalah alur. Mengikuti yang sudah direncanakan. Saya mungkin tidak begitu akrab dengan mimpi yang bersifat jangka panjang, saya lebih akrab dengan target-target jangka pendek yang lebih terkonsep. Kemungkinan-kemungkinan yang lebih besar, seperti misalnya target nilai kuliah. Pernyataan diatas mengesankan seolah orang ini benar-benar sudah terlalu menempel dalam dunia nyata dengan rasionalitas-nya yang keras. Well, kenyataan lainnya adalah imajinasi dan saya adalah sahabat sehidup semati. Dia sudah saya kenal sejak sangat kecil, dan bersahabat sampai sekarang.
Dari imajinasi biasanya lahir sebuah gambaran, gambaran yang abstrak yang tak pernah bisa dicapai oleh keadaan nyata. Dari iamjinasi-lah mimpi bisa dicapai, pun salah satu fondasi terkuat mimpi adalah imajinasi. Lucunya, dalam diri ini ada dua dunia dengan hubungan yang lemah diantara keduanya. Kenyataan dan imajinasi tadi tidak tertuang satu sama lain, dalam 'kenyataan' saya (entah sadar atau tidak) berusaha membatasi angan-angan dan fokus pada target-target jangka pendek tadi semestara dalam 'imajinasi' saya membuat sesedikit mungkin batasan-batasan nyata ada di dalam sini (untuk contoh nyatanya, sebagian dari 'imajinasi' membentuk blog ini).
Mungkin hal ini berhubungan dengan definisi (atau persepsi atau pandangan) saya terhadap 'mimpi'. Perbedaan definisi tentu akan membuat pandangan lainnya. Karena kata hanyalah alat untuk berekspresi, yang hidup dan menari adalah arti yang terkandung dibaliknya.
No comments:
Post a Comment