Gender adalah peran sosial yang dibentuk oleh masyarakat dan bukan oleh kodrat.
Dikutip dari sini, maaf ya sedikit tidak nyambung isi linknya :pNamun sejauh mana manusia dapat berjauh-jauhan dari akarnya?
Akhirnya manusia kembali membela 'tanah'-nya karena dari situlah mereka berasal, ada sebuah hubungan yang sulit dijelaskan antara dirinya dan yang membuat dirinya ada. Budaya adalah bagian erat dari hubungan tersebut. Bagaimana pun, tidak akan bisa berharap pada satu titik untuk berhenti lalu bertahan selamanya disitu.
Dunia ini dinamis, sebagaimana sifat waktu yang melekat dengan semua ciptaan Allah yang ada di bumi. Satu-satunya hal yang tidak dinamis adalah yang mati. Gender akan berubah seiring waktu, namun bukan berarti kodrat juga semudah itu bertransformasi. Sudah saatnya ada sebuah kolom khusus untuk membedakan keduanya.
--
Saya tidak setuju apabila ada diskriminasi atas perempuan (yang contoh ekstremnya bisa dilihat di negara yang.. yah, yang itu) bukan berarti saya setuju apabila hal yang sama terjadi pada laki-laki. Kesetaraan bukan sesuatu yang mudah diperjuangkan pada sebuah budaya yang memang terbangun dari sistem hierarki. Toh, bukannya berharap pada hal-hal ekstrem karena memang tidak ada yang absolut. Walaupun, ada berbagai keuntungan yang tak bisa dipungkiri dari sebuah ketidaksetaraan. Nyatanya seperti itu, seperti itulah adanya.
Namun, bukankah kesetaraan adalah sesuatu yang diidam-idamkan dalam keadaan apa pun, oleh lapisan masyarakat mana pun (kecuali mereka yang menimbun puncak emas dari ketidaksetaraan)?
No comments:
Post a Comment