Kalaupun saya marah, saya tidak akan frontal dan memilih untuk memaafkan semuanya, dan berpasrah pada waktu untuk menyelesaikannya. Karena teman adalah teman, setidaknya saya selalu berpikir seperti itu sampai satu kali seseorang yang saya anggap teman melakukan sesuatu. Saya merasa si orang yang pernah saya anggap teman ini sama sekali tidak memiliki rasa hormat terhadap saya, tidak perlu masalahnya dibeberkan disini karena saya bukan seperti dia yang suka mengumbar semuanya di dunia maya.
Untuk pertama kalinya, saya benar-benar merasa tidak dihargai dan dianggap remeh.
Dianggap sebagai bagian dari masalah kecil yang bisa diselesaikan dengan mudah. Memang selama ini saya sangat menjaga prilaku, emosi, dan setiap kata yang keluar dari mulut saya. Tapi itu bukan berarti saya diam dan tidak berpikir sama sekali. Pada saat saya butuh untuk mengatakan sesuatu bahkan memaki sekalipun saya akan melakukannya dan kebutuhan itu akan menjadi semakin penting pada saat seseorang kehilangan rasa hormatnya kepada saya.
Terutama apabila saya merasa sudah berusaha untuk memaklumi orang tersebut bertahun-tahun.
Pelajaran yang dapat dipetik adalah saya harus mulai mendefinisi ulang kata 'teman', karena tidak semua orang memiliki definisi yang sama. Pelajaran kedua, waktu tidak akan menyembuhkan semua hal.
Oh, dan, tolong berhenti merujuk kepada orang lain apabila seseorang menyalahkanmu. Kesalahanmu adalah kesalahanmu, bukan orang lain. Dan terima kesalahan itu, terima.
No comments:
Post a Comment