Kenapa iman? Bukankah pergerakan budaya pop yang sangat dinamis mulai mengusung-usung perdebatan mengenai keberadaan-Nya? Mencari-cari celah dibalik budaya lokal yang sangat kuat peganggannya pada kepercayaan ini? Pemikiran baru tiba-tiba menjadi sebuah alternatif, alternatif singkat untuk keluar dari rutinitas agama dan budaya? :p
Mungkin mereka terlalu dinamis dan saya tertinggal. Tapi saya memutuskan untuk tetap berpegang erat pada akar saya dan tetap menjadikan sang Matahari sebagai tujuan. Bukankah Bunga Matahari tumbuh besar seakan berjuang untuk mencapai Sang Mentari? Saya tetap dengan iman saya, bagaimana pun saya terseok-seok dengan pemikiran-pemikiran saya mengenai agama. Iman itu tak bisa lagi diganggu gugat, ia sudah terlalu lama mengendap di dalam diri saya.
No comments:
Post a Comment