Pages

Sunday, December 06, 2009

dan hujan turun kembali, dan para peri pergi dari kebunku

pagi ini cerah
lalu menjelang siang hujan turun, lagi dan lagi.

lalu hujan turun lagi, lagi, dan lagi.

aku sibuk menatap layar
hujan turun lagi, lagi dan lagi.

lalu guntur menyusul, awan menggumpal

para penyair sibuk dengan sudut melankolis; awan semanis gulali, hujan rintik sendu

hujan adalah hujan
semua yang melankolis ada di pikiran masing-masing

apabila penat, hujan adalah bentuk kesialan

aku mencoba berkata disini, pada ladang yang sesungguhnya perkataanku tak diterima, pada dunia yang nyata senyata-nyatanya aku hanya diam. Entah dimana indahnya sebuah kebun tanpa pengunjung, namun aku menikmati kesendirian disini.

Hujan tetap turun, lagi, lagi dan lagi.
Mungkin kali ini alam tersenyum dan aku yang berurai di sudut melankolis. Namun hujan tetap turun, aku berpikir tanpa henti. Aku menikmati kesendirian, bersama kebun kosong. Aku ingin berkata namun tak ada tempat untuk itu.

Hujan tetap turun.
Aku tidak benci hujan, aku berusaha tidak mempedulikannya. Hujan hanyalah hujan, apa yang kuserapahi sedari tadi adalah melankolisme seorang hujan.

No comments: