Panggung yang itu paling sulit dan pelik. Pertama, sulit dimengerti kecuali oleh para pemeran yang sudah sangat sering bertolak dari naskah--saling mencuri kata. Kedua, para pemeran sudah begitu kreatif bertolak dari naskah hingga menjad semakin membingungkan. Kericuhan disana, keributan disini. Sarapan sampai dengan makan malam selalu diisi dengan was-was.
Pentasnya selalu ramai, dipadati penonton. Penonton yang tidak kalah sulit dan pelik. Pertama, karena semua lapisan masyarakat memenuhi (kau tahu apa yang terjadi pada saat perbedaan disatukan, kau sangat tahu). Kedua, karena begitu banyaknya suara, opini, gagasan, ide..
Kadang aku tidak peduli siapa yang naik pentas. Antrian menjadi anggota teater selalu panjang setiap tahunnya. Aku tidak ingin akting yang terbaik, aku tidak memberi tepuk tangan apalagi sambil berdiri seperti yang beberapa orang lakukan. Pentas itu bukanlah makna, apalagi makna kata berhamburan dan tercerai-berai di dalamnya. Tapi aku peduli pada para penonton yang duduk di pojok. Tahukah mereka tujuan utama dari pentas itu bukanlah improvisasi, bukanlah kreatifitas, bukanlah saling mencuri kata..
tahukah mereka disana untuk memberi sesuatu pada penonton?
Sebuah makna.
No comments:
Post a Comment