Pages

Monday, April 02, 2012

Kompas sembab yang berputar kesana kemari hanya karena hembusan angin sepoi yang hangat. Titiknya tidak terlihat lagi, entah kenapa kompas ini masih sembab. Kita tidak butuh arahan, kita tahu kemana kita melangkah. Namun semua yang ada di tanganku perlahan melapuk.

Sejak awal semuanya di ujung tanduk, semua langkah membunuh. Harga yang terlalu mahal untuk disia-siakan. Oh bukan, bukan. Aku bukan mainan tua yang bisa ditaruh dan diambil lagi sesuka hati. Aku tidak lapuk, tapi kompas ini sudah terlalu sembab. Satu milimeter lagi kawat berduri sudah menunggu, masih jelas cabikannya di dalamku. Tanya: kenapa harus kupertaruhkan ini semua?

Angin sepoi pun bisa menjatuhkanku, sudah terlalu lama aku jinjit disini.

Perasaan seperti ilusi sementara pikiran, seperti katamu, harus dijaga. Seharusnya, sama seperti perlakuan.

1 comment:

Unknown said...

Kanya yang ini menarik deh,.