Pages

Tuesday, May 22, 2012

Mereka dan pucuk

Mereka bilang kepalanya sudah dikarungi, jantungnya sudah dipasangi alat bantu, hatinya sudah buta. Namun sebelum tangannya menyentuhmu langsung, tak kan kau paham seperti apa dinginnya. Negara ini tidak terbuat dari tumpukan sampah tak teruraikan, tapi mereka bersatu begitu pekat hingga bau tengik dan kehadirannya yang menggangu membuat semua yang lewat mengernyit dan menahan nafas. Akhir cerita semua yang percaya uang bisa membeli segalanya tak akan pernah paham apa itu 'segalanya', karena 'cukup' tak bisa mengakar di dalam kitab mereka.

4 comments:

Anonymous said...

pemilihan kata yang dewasa dalam tulisan ini.
bagi sebagian kecil orang mungkin hanya perlu kacamata untuk memahami maknanya.
tapi bagi saya dan kebanyakan manusia di republik ini perlu kaca pembesar untuk memahami maknanya
cukup sulit untuk langsung dipahami, tapi membuat penasaran dan memberikan kepuasan tersendiri ketika mampu menyimpulkannya..
salam..

Unknown said...

Memang begitu karena sebenarnya tujuan tulisan ini lebih untuk curhat daripada ingin berbagi :) tapi terima kasih sudah membaca dan komentar

Anonymous said...

jika tulisan ini sekedar curhat maka ini curhat yang berkelas
Jujur..ada perasaan yang seolah dibiarkan mengambang ketika saya membaca beberapa tulisan anda disini, yang anehnya malah membuat saya selalu balik lagi untuk membaca dan memahaminya.
jika berkenan saya ingin sekali membaca tulisan anda yang tidak hanya sekedar "curhat"
saya baca di blog anda yang satu lagi(karena saya nemu blog ini dari blog itu) anda sedang menulis cerpen
suatu kehormatan bagi saya bisa menjadi salah satu pembaca pertama cerpen anda.
salam.

Unknown said...

wah terima kasih karena tertarik untuk membaca tulisan saya :) pasti akan saya kabari kalau sudah ada kepastian yang jelas