Pages

Friday, October 19, 2012

Akar

Putri Duyung tidak kembali menjadi buih karena cinta. Sesaat memang hatinya mati, hingga raganya tak lagi bercerita. Sesaat; hanya satu. Gelembung-gelembung itu mengerlip. Akarnya berbuih, memenuhi hatinya yang tadi mati. Tidak, Putri Duyung tidak kembali menjadi buih karena cinta. Ia hanya ingin kembali; pulang. Hanya pada laut ia ingin menyatu.

Pangeran tidak pernah melupakan cintanya yang ikut buyar menjadi buih. Senandung kabur dan sisik yang tercecer. Siapa yang tak terpukau pada sang Putri? Namun akarnya sudah merambat di setiap nadi. Mata, telinga, pun hati dapat rapat tanpa sulit. Kata orang cinta tak punya indera, tapi dalam air akarnya akan lapuk, menjadi pasir yang terurai waktu.


Pangeran berkeras; Putri Duyung melebur.


Entah apa itu cinta; mungkin hanya selewat rasa yang terpatri--udara yang membeku. Mampu melintasi buih dan akar namun tak pernah bisa.

No comments: