Pangeran tidak pernah melupakan cintanya yang ikut buyar menjadi buih. Senandung kabur dan sisik yang tercecer. Siapa yang tak terpukau pada sang Putri? Namun akarnya sudah merambat di setiap nadi. Mata, telinga, pun hati dapat rapat tanpa sulit. Kata orang cinta tak punya indera, tapi dalam air akarnya akan lapuk, menjadi pasir yang terurai waktu.
Pangeran berkeras; Putri Duyung melebur.
Entah apa itu cinta; mungkin hanya selewat rasa yang terpatri--udara yang membeku. Mampu melintasi buih dan akar namun tak pernah bisa.
No comments:
Post a Comment