Kamu
adalah semuanya. Semua detik, semua rasa, semua sentuhan, dan semua yang bisa
dijangkau. Semua yang telah kita lewati di balik asap pekat dan peluh yang
penuh dengan lenguh. Hari-hari yang penuh dengan petualangan ala anak muda. ‘Hidup hanya sekali, kawan! Mari kita
rengkuh semua!’ Bersamamu adalah menghapus kata bosan dari kamusku. Setiap
hari kita terbang tinggi hingga awan ke Sembilan atau bahkan sepuluh dengan
bibir-bibir yang tak pernah berhenti mengulum satu sama lain. Malam-malam di
bawah hujan kerlap-kerlip lampu dan musik yang memekakan telinga.
Siapa peduli, kita bahagia!
Bersamamu
semuanya terasa mudah. Semua amarah menguap bersama kepulan-kepulan asap bulat
dengan teknik yang kita ciptakan. Semua hasrat mengalir bersama dengan ranjang
yang berderik. Kertas-kertas kecil dan serbuk-serbuk itu berterbangan ikut
menari-nari bersama kita.
Sampai
awan pekat tadi buyar dan peluh tak lagi melenguh.
Titik
itu hitam lalu putih lalu semburat abu. Kita masih melayang, namun kaki
mengakar dan melapuk. Ketidakabadian menjamah serta merta menggerogoti semua
yang kita punya. Bukannya kita bahagia?
Tanyaku pada bayangmu yang menjauh. Lalu merah. Dalam kesunyian yang gaduh dan
sembab, menetes begitu saja. Setetes, dua tetes, tiga…
Tetes
terakhir mendarat. Dua burung gagak terbang menjauh dengan gegap gempita, dua
jiwa ikut melayang bersama mereka. Jiwa yang tersisa sudah kuyu, akarnya tak
mampu lagi menopang tubuh yang tak hidup. Kita bahagia. Kita bahagia. Kita pernah bahagia. Bibir keriput itu
menjerit, tubuh ceking itu merajuk dengan udara. Kita selalu bahagia pada saat
asap mengepul, birahi memuncak, dan bubuk bertaburan. Kita terbang, kita basah,
kita mengerang. Kita..
semu.
Apakah kita pernah bahagia?
--
Ini adalah tulisan pertama saya yang terasa dewasa. Mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan atau keberatan, sesuai perjanjian kita hanya bisa bertukar kata apabila kacamata kita sama. Tulisan ini lahir dari seseorang yang sangat menginspirasikan saya, tidak ada jiwa yang melayang bersama gagak tentunya (untungnya), tapi ada banyak silaturahmi yang terkikis atau bahkan putus.
4 comments:
i love this one. baguuus. :') keep on writing!
terima kasih :)
bagus...:)
cerdas..
terus nulis ya..ditunggu tulisan selanjutnya..
baru mau bilang dewasa. tp suka kok. :)
Post a Comment