Bianglala ketujuh

Tujuh tahun terasa begitu cepat.

Ada berbagai macam rasa, orang, dan cerita yang tertuang di kebun kecil ini. Setiap kata lahir dari sesuatu yang tulus dan jujur. Saya sudah berada di titik yang berbeda dibanding pada saat memulai blog ini; tinggal di kota yang berbeda, bertemu dengan lingkungan yang berbeda, melebur bersama perubahan yang tak bisa dihindari. Saat membaca halaman demi halaman, saya sadar banyak hal yang saya lakukan ketika masih duduk di bangku SMP atau SMA mengakar dalam diri saya. Isu-isu, berbagai pemikiran (yang banyak diolah dengan diskusi-diskusi panjang dengan salah seorang sahabat sejak SMA), dan nilai-nilai. Sesaat saya merasa saya berhenti berkembang, mengakar di titik yang sama namun tidak tumbuh..

.. sampai saya sadar saya sudah berubah, dibentuk oleh semua abu yang tertinggal di laman-laman belakang.

Seperti bianglala; saya berharap, putus asa, jatuh cinta, putus cinta, bahagia, kecewa, bermimpi, mencoba realistis, menulis, berhenti menulis (sampai ada yang keberatan baru mulai lagi :p), berusaha memahami, dan merasa tidak dipahami. Sebuah putaran abadi yang membentuk seseorang, ternyata. Kangen ya rasanya.


Satu hal yang pasti: sudah tujuh tahun saya berotasi pada dunia tulis-menulis dan bermimpi untuk memiliki sebuah kafe dan toko buku :p mungkin ini isyarat untuk masa depan.



Selamat hari Selasa :)