Pages

Wednesday, September 15, 2010

(Lagi-lagi) Tentang Perbedaan

Satu hal yang pasti apabila seseorang percaya Yang Maha Esa dengan segala Maha-Nya adalah Ia tidak perlu dibela. Namun pada saat bersamaan, ada keperluan untuk membela kepercayaan kita pada keberadaan-Nya. Hal-hal seperti ini memang kadang memusingkan, ada banyak interpretasi, ada banyak tanggapan. Pada saat sebuah kelompok menyudutkan yang lainnya, mereka juga menyudutkan bahkan membunuh rasa saling hormat-menghormati antar kelompok. Diskriminasi muncul, membuat kedua kelompok menjadi defensif satu sama lain. Tembok pun berdiri tinggi-tinggi. Pasukan siaga dalam kuda-kudanya masing-masing.

Tentu, pembelaan menjadi ksatria dalam keadaan tadi.

Namun apa pun dasarnya, apa pun alasannya, apa pun reaksinya, apa pun yang terjadi tidak pernah bisa ada pandangan hitam atau putih. Lihat, dengar, baru berbicara. Bagaimana pun juga yang ada dua itu mata dan telinga, mulut hanya satu. Kalau kupinjamkan kacamataku, mungkin artinya adalah bahwa kita harus lebih banyak menyerap dan menyaring dibanding memuntahkannya bulat-bulat.


Pancasila dan pelajaran kewarganegaraan atau Pkn mungkin bisa dijadikan panduan dahulu, kalau-kalau belum bisa melumat dan mencerna seluruh isi Buku Panduan masing-masing. Satu hal lain yang mutlak adanya: toleransi dan hormat-menghormati bukanlah lelucon.

Pelajaran tersebut mudah, karena hanya bergantung pada kaedah pribadi dan suara hati kecil, menunjukan bahwa kita tahu dan bisa membedakan mana yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan. Suara hati kecil tidak didengar hanya pada saat mengambil nilai untuk kenaikan kelas, ia lebih dibutuhkan pada saat kita mengambil nilai-nilai yang ada di dalam hidup.

No comments: