Jangan lagi-lagi kamu mengelak dengan gestur seperti itu, seakan-akan kamu memang ingin agar aku tahu bahwa kamu disana. Kamu bilang tidak, tapi aku tahu itu adalah sebuah tidak yang iya. Kita; aku dan kamu pernah. Kamu pernah berkata-kata padaku, aku pun pernah melontarkan berbagai macam hal padamu. Jangankan kata-kata, kita tahu mereka sudah tenggelam atau menguap dalam hasrat dan penat. Kita pun tak peduli kemana mereka pergi, tak terdengar lagi kabarnya.
Aku tahu kamu disana.
Jangan lagi-lagi kamu mengelak dengan pergi menjauh seperti itu. Kamu tahu bahwa kita pernah. Pernah ada di titik yang kamu bilang sebagai khayal, tapi lalu kata-kata mengabur dan kita tak peduli lagi pada mereka. Entah mereka dicuri angin atau menyatu dengan tanah. Kita tak peduli karena terlalu sibuk bertatapan. Kata tak lagi ada pada jarak ini. Mereka sudah mengabur dalam pusaran ini.
Aku tahu kamu disana.
Jangan lagi-lagi kamu mengelak rasa ini. Kamu tahu bahwa kita pernah
…
dan masih.
--
4/10/2010
Lagi-lagi dimaksudkan menjadi entri FUR, tapi mungkin kurang layak cetak :p
No comments:
Post a Comment